Industri Musik Tanah Air yang kian bersinar membawa keberuntungan bagi pengusaha
penyedia aksesori dan alat-alat musik, termasuk produsen stik drum. Penyewaan Alat Musik dan kursus musik yang banyak bermunculan turut mendorong perkembangan
bisnis itu. Tahun lalu, penjualan stik drum naik 20%.
Perkembangan Industri Musik yang pesat membuat perajin stik atau tongkat pemukul drum tersenyum lebar. Penjualan mereka tahun lalu meningkat sampai 20% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Stik drum merek lokal makin banyak dicari penabuh drum. "Tahun 2010 memang menjadi tahun penjualan yang bagus," kata Tito Sudianto, pemilik toko aksesori musik di Jakarta.
Tito yang memulai usaha penjualan aksesori Musik sejak lima tahun lalu hanya menjual Stik Drum dan pic gitar. Selain melego pemukul drum tersebut, ia juga memproduksi stik drum dengan merek Paraddile. Menurut Tito, pamor stik drum buatan lokal setahun belakangan makin berdentam. Bahkan, banyak penabuh drum grup musik terkenal di negara ini yang senang menggunakan produk anak bangsa. Selain berharga, kualitasnya juga jempolan.
Perkembangan Industri Musik yang pesat membuat perajin stik atau tongkat pemukul drum tersenyum lebar. Penjualan mereka tahun lalu meningkat sampai 20% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Stik drum merek lokal makin banyak dicari penabuh drum. "Tahun 2010 memang menjadi tahun penjualan yang bagus," kata Tito Sudianto, pemilik toko aksesori musik di Jakarta.
Tito yang memulai usaha penjualan aksesori Musik sejak lima tahun lalu hanya menjual Stik Drum dan pic gitar. Selain melego pemukul drum tersebut, ia juga memproduksi stik drum dengan merek Paraddile. Menurut Tito, pamor stik drum buatan lokal setahun belakangan makin berdentam. Bahkan, banyak penabuh drum grup musik terkenal di negara ini yang senang menggunakan produk anak bangsa. Selain berharga, kualitasnya juga jempolan.
Pada awalnya, tak mudah bagi Tito memasarkan Stik Drum buatannya, meski tokonya
sudah cukup kesohor di kalangan pemain musik. "Waktu itu, respon pembeli
tidak terlalu bagus, mereka lebih memilih stik drum bermerek sekalipun
palsu," ujarnya. Perlahan tetapi pasti, Paraddile pun mulai membetot
perhatian para anak band karena kualitasnya tidak kalah dengan made in luar
negeri.
Demi menjaga kualitas, Tito membuat produknya dengan teliti dan sesuai dengan standar ekspor. Setiap stik drum melalui tahap seleksi bahan baku, termasuk dalam proses oven sampai moisture content atau pelembapan. Semua proses itu dilakukan untuk menghasilkan produk yang tidak mudah retak dan memiliki serat halus.
Proses ini juga bertujuan untuk melindungi tangan penabuh drum termasuk menghindari warna berlebihan. Bahan dasar yang halus tidak akan melukai tangan. Untuk lebih mengenalkan produknya, Tito menunjuk Ikmal, drumer band The Rock Indonesia-Ahmad Dania (TRIAD), menjadi duta merek Parradile.
Selain Tito, ada juga Eko yang merupakan perajin stik drum di Cilacap, Jawa Tengah. Ia mengklaim produknya telah menjadi primadona musisi daerah. Selain kekuatan dan harga yang murah, stik buatannya tidak merusak drum dan tahan lama. "Bahan baku dari kayu melinjo dan sono keling. Jenis kayu itu lebih lembut dibandingkan kayu sawo," ungkap Eko.
Walau begitu, Eko mengatakan, bukan hanya bahan yang mempengaruhi kualitas stik drum, namun juga proses pembuatannya. Tahun lalu, saban bulan, ia mampu menjual 300 hingga 500 stik drum dengan harga Rp 4.500 dan Rp 15.000 per pasang.
Sedangkan Tito, setiap bulan, melego hingga 4.000 stik drum. Selain dari Jakarta, pesanan juga berasal dari daerah lain di Pulau Jawa dan Sumatra. Harga paling murah yang ia tawarkan sebesar Rp 2.500. Untuk stik drum kelas menengah dibanderol dengan haraga Rp 15.000. Adapun, yang kelas atas, harganya Rp 35.000 per pasang, namun dijual terbatas. "Kebanyakan pembeli cari yang Rp 2.500 dan Rp 5.000," ujar Tito.
Demi menjaga kualitas, Tito membuat produknya dengan teliti dan sesuai dengan standar ekspor. Setiap stik drum melalui tahap seleksi bahan baku, termasuk dalam proses oven sampai moisture content atau pelembapan. Semua proses itu dilakukan untuk menghasilkan produk yang tidak mudah retak dan memiliki serat halus.
Proses ini juga bertujuan untuk melindungi tangan penabuh drum termasuk menghindari warna berlebihan. Bahan dasar yang halus tidak akan melukai tangan. Untuk lebih mengenalkan produknya, Tito menunjuk Ikmal, drumer band The Rock Indonesia-Ahmad Dania (TRIAD), menjadi duta merek Parradile.
Selain Tito, ada juga Eko yang merupakan perajin stik drum di Cilacap, Jawa Tengah. Ia mengklaim produknya telah menjadi primadona musisi daerah. Selain kekuatan dan harga yang murah, stik buatannya tidak merusak drum dan tahan lama. "Bahan baku dari kayu melinjo dan sono keling. Jenis kayu itu lebih lembut dibandingkan kayu sawo," ungkap Eko.
Walau begitu, Eko mengatakan, bukan hanya bahan yang mempengaruhi kualitas stik drum, namun juga proses pembuatannya. Tahun lalu, saban bulan, ia mampu menjual 300 hingga 500 stik drum dengan harga Rp 4.500 dan Rp 15.000 per pasang.
Sedangkan Tito, setiap bulan, melego hingga 4.000 stik drum. Selain dari Jakarta, pesanan juga berasal dari daerah lain di Pulau Jawa dan Sumatra. Harga paling murah yang ia tawarkan sebesar Rp 2.500. Untuk stik drum kelas menengah dibanderol dengan haraga Rp 15.000. Adapun, yang kelas atas, harganya Rp 35.000 per pasang, namun dijual terbatas. "Kebanyakan pembeli cari yang Rp 2.500 dan Rp 5.000," ujar Tito.
bisa minta no hp dan alamat pak tito?
BalasHapusmau mengadakan kerjasama
mohon info alamat usaha dong.. aku berminat masarin di daerah aceh.. tankyu..
BalasHapus