Gambus mempunyai beberapa macam arti, yaitu: pertama, musik yang dihasilkan oleh orkes gambus
di kalangan masyarakat Jakarta dan Sumatera Selatan; kedua, Alat Musik
petik berdawai yang dikenal di beberapa daerah seperti Jakarta, Lampung,
Nusa Tenggara Barat, Riau, Maluku, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi
Utara; ketiga, sejenis tari rakyat dari daerah Bangka, Sumatera Selatan,
dibawakan secara kelompok berpasangan, dengan instrumen pengiring
terdiri dari sebuah gambus, dua buah Gendang dan dua buah marakas.
Menurut para ahli, seperti Kurt Sachs,
Hornbostel, Kunst, Farmer dan lain-lain, setelah mengadakan
perbandingan-perbandingan dalam penelitian etnomusikologis meliputi
wilayah Timur Tengah, India, Asia Tenggara, dan Indonesia, berpendapat
bahwa instrumen gambus tersebut berasal dari Arabia. Dalam
bayangan orang Eropa, bentuk alat gambus menyerupai buah khas negeri
mereka, yaitu buah peer; sedangkan di Indonesia dapat dibayangkan hampir
sama dengan bentuk jambu mentega.
Asal mula masuknya musik dan Alat Musik gambus
ke daerah-daerah di Indonesia, bersamaan dengan masuknya pengaruh Islam
ke daerah yang bersangkutan, sehingga warna musiknya pun bernafaskan
Islam dengan syair berbahasa Arab. Dalam perkembangannya, Alat Musik Tradisional Gambus
juga diperkaya dengan syair berbahasa Melayu dan India di samping juga
membawakan lagu-lagu daerah dengan berbagai ragam variasi dalam jumlah
kelengkapan alat musiknya. Akhimya, tidak jarang kita menemukan di
pelosok-pelosok, sebuah orkes kecil mempergunakan instrumen bernama gambus, atau tiruan dari gambus dengan lagu-lagu dalam bahasa daerah.
Meskipun memiliki banyak variasi, namun tanpa melupakan alat gambusnya dan tanpa menghilangkan warna nada Timur Tengahnya. Selain itu musik gambus
Jakarta juga menyertakan alat musik Barat, seperti organ, gitar, biola,
dan sebagainya dalam setiap penampilannya. Sedangkan musik gambus Sumatera Selatan memiliki kekhasan tersendiri, baik penampilan maupun iringan musiknya. Instrumen pengiring berupa gambus, biola, Gendang, ketipung
dan lagunya berupa pantun dengan berbagai judul. Satu lagu biasanya
terdiri atas enam bait, dengan penyanyi yang merangkap sebagai pemain
musik dan pandai berpantun. Adapun alat musik gambus juga berasal dari Arab, dimainkan dengan cara dipetik (seperti gitar). Antara daerah yang satu dengan lainnya bentuk Gambus hampir sama, terbuat dari kayu, namun memiliki perbedaan dalam ukuran dan jumlah serta bahan dawai.
Syech Albar dari Surabaya dan SM Alaydrus merupakan musisi gambus
yang terkenal pada tahun 1940-an. SM Alaydrus berhasil mengembangkan
orkes harmonium yang pada tahun 1950 menjadi orkes Melayu. Syech Albar
pun mempertahankan tradisi gambus. Tahun 1940-an lagu Gambus
masih berorientasi ke Yaman selatan. Setelah Bioskop Al Hambra di Sawah
Besar banyak memutar film Mesir, gambus lebih berorientasi ke Mesir. Orkes gambus
pun mulai mengisi siaran RRI seperti Orkes Gambus Al-Wardah pimpinan
Muchtar Lutfiedan Orkes Gambus Al-Wathan pimpinan Hasan Alaydrus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar