Tari
ini diangkat dari tradisi budaya masyarakat tolaki propinsi sulawesi tenggara
yang selalu menjunjung tinggi rasa persaudaraan semua etnis. Yang tergambar
dalam gerak tari, berpegangan tangan oleh para penari, mengajak kita untuk
bersatu dengan mengikuti keseragaman langkah kaki kiri dan kanan. Pada tarian
ini mereka menggunakan saalh satu Alat Musik asli Sulawesi yaitu Popondi,
popondi adalah Alat Musik yang di petik.
Dalam
keseharian aktivitas Tarian Asal Sulawesi ini di kenal dengan istilah molulo. Molulo terdiri
dari suku kata mo dan lulo. Mo adalah awalan yang berarti kata kerja
(melakukan), sementara kata lulo mempunyai pengertian menginjak-injak dengan
kaki kiri dan kanan secara bergantian. Untuk mengatur molulo maka
sekurang-kurangnya irama yang digunakan adalah satu gong dan sebaik-baiknya 3
buah gong.
Meriah tidaknya Tarian ini tergantung pada penabuh/pengiring musik.
Konon penabuh adalah dukun atau pawang yang dapat mengatur gerak penari melalui
permainan musiknya. Untuk mengikuti gerakan Molulo tidak memerlukan keahlian
dari tangan dan kaki, tetapi yang diutamakan adalah kesamaan gerak, sehingga dapat
membentuk kesatuan dan kebersamaan dengan tetap mendengarkan irama atau ritme
dari musik yang diperdengarkan. Karena makna filosophi yang terkandung pada
tarian ini, dalam menciptakan kebersamaan dan semangat (spirit) persatuan,
menjadikan tarian ini sebagai tarian utama dan tari pergaulan masyarakat di
daerah sulawesi tenggara dan merupakan sarana untuk merefleksikan kebangkitan
masa kini dan masa depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar