Senin, 05 Desember 2011

Alat Musik Bambu Gesek Asal Depok

Depok, merupakan kota yang kini sedang dalam perkembangannya, dan sejak dahulu telah diketahui sebagai salah satu daerah penghasil bambu guna memenuhi permintaan masyarakat di Jakarta dan sekitarnya. Sebagai salah satu kota dengan aneka budaya masyarakatnya, yang merupakan pendatang dari berbagai daerah dalam meniti perkembangannya sebagai kota yang baru berdiri di antara kota Jakarta dan Bogor dengan segala eksistensinya. Dengan perkembangan yang pesat, kota Depok telah banyak melahirkan tokoh  budayawan, sastrawan seperti misal WS Rendra, dan masih banyak lagi yang bermukim di kota ini hingga seniman dengan berbagai kreatifitasnya. Namun sampai saat ini belum memiliki budaya khas, yang dapat dijadikan ciri dan atau symbol daerah, tak ubahnya daerah lain yang pada umumnya telah memilki kekhususan budayanya.
Alat Musik Bambu Gesek (Basek), terbuat dari bahan bambu hitam (wulung), yang kini masih banyak tumbuh di wilayah Depok. Merupakan hasil kreatifitas seniman yang sejak kecil telah bermukim di Depok, dan alat musik tersebut telah digelutinya sejak tahun 1996. Tentunya mengalami proses yang panjang dalam perkembangannya,  baik bentuk, ukuran hingga nada-nada yang sesuai untuk alat tersebut. Menurut Joko Suranto (35 th) si pencipta, alat musik dengan panjang sekitar 75 cm tersebut telah memiliki empat model dengan aneka variasi  guna menarik perhatian, baik sebagai benda seni maupun sebagai benda hias atau souvenir dari bahan bambu wulung. Hasil kreatifitas tersebut telah melalui uji coba dalam pentas di berbagai tempat dan acara. Aneka Jenis Musik dari klasik hingga pop dapat dimainkan oleh Joko dengan baik, dari irama lembut menyayat hingga cepat dan dinamis dalam berkolaborasi dengan alat musik guitar.  Bambu Gesek memang mirip dengan alat musik Biola dan Rebab, memiliki tiga buah senar, dimainkan dengan cara menggesek, namun memiliki nada dasar yang berbeda dari keduanya, dan Basek berada di antara keduanya, sehingga suara dan nadanya mampu menyesuaikan kedua Alat Musik tersebut (biola dan rebab).

Acara pembukaan pertemuan Bakohumas tersebut diisi oleh Sanggar Joker Basek Group, yang menampilkan Joko sebagai pencipta sekaligus pemain Bambu Gesek, bersama ketiga anak didiknya menyuguhkan sebuah lagu ciptaannya dengan judul Hijau Dambaan, diiringi dengan petikan guitar (Dimas) serta menghadirkan vokalis cilik (Fenia dan Icah) membuat lagu tersebut terasa hidup dalam menyampaikan pesannya kepada publik tentang hutan. Yaitu cerita hutan masa lalu, saat kini, dan hutan yang didambakan oleh semua orang di masa akan datang dalam memberikan kehidupan kepada mahluk hidup di dunia ini, dalam kelestarian yang berkesinambungan. Penampilan Joker Basek Group cukup baik dan mendapat applus dari peserta Bakohumas. Kemudian alat musik tersebut diserahkan sendiri secara langsung oleh Joko kepada Kepala Pusat Indormasi Kehutanan, yang dilanjutkan diserahkan kepada Ketua Bakohumas Pusat sebagai souvenir dari bahan bambu yang merupakan salah satu potensi HHBK dalam bentuk alat musik yaitu Bambu Gesek. 


Bambu dengan segala potensinya telah memberikan inspirasi kepada Joko dalam berkreatifitas, dan melalui seni musik, bambu wulung (hitam) telah dijadikan sebagai media berekpresinya. Hasil kreatifitas yang panjang dari seniman Depok tersebut telah melahirkan sebuah benda seni berupa alat musik gesek, yaitu sebuah alat musik yang dapat dipertanggung jawabkan, tak bedanya Alat - Alat Musik yang telah lahir terlebih dahulu dalam mengisi budaya masyarakat di Indonesia. Dan saat ini memang baru Joko lah yang dapat memainkan alat tersebut dengan sempurna melalui berbagai irama yang dimainkannya.
Sebuah alat musik yang lahir dalam budaya Depok dengan segala keanekaragamannya, tentunya dapat memberikan warna tersendiri bagi kota Depok sebagai kota yang kini sedang mencari identitas sebagai ciri dan atau kekhususan yang dapat dibanggakan sebagai simbol daerah beserta masyarakatnya. Apalagi alat musik berupa Bambu Gesek tersebut lahir hasil  ciptaan seniman Depok sendiri. Seorang pemuda sederhana namun penuh kreatifitas walau hanya dengan bahan bambu, tapi kiranya telah berhasil memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi daerah dan masyarakat dimana ia tinggal dan berkehidupan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar