Alat Musik Tradisional ini ditiup dengan posisi vertikal.
Pemain Alat Musik ini dapat meniupnya sambil berdiri, duduk bersila di atas tikar,
atau dapat juga dengan duduk di atas kursi. Dalam acara pertunjukan atau acara
resmi, pemain Serune Kalee mengenakan pakaian adat. Seorang yang menjadi peniup
Serune Kalee disyaratkan mempunyai gigi yang utuh dan pernapasan yang kuat,
karena harus melakukan pengambilan dan penyimpanan napas secara kontinyu (Z. H.
Idris, 1993: 54).
Sementara itu, jari-jari kedua belah tangan berfungsi sebagai pengatur nada dengan membuka dan menutup lubang nada. Jari tangan inilah yang akan mengatur tinggi dan rendahnya nada. Komposisi pemain biasanya terdiri dari tiga orang, yaitu 1 orang peniup Serune Kalee, 1 orang penabuh gendrang, seorang yang lain memainkan rapai. Tekanan melodi biasanya jatuh pada ketok irama terakhir.
Permainan Musik Serune Kalee biasanya bertempo 2/4 atau 4/4 yang dapat dimainkan dalam irama andante, moderato, dan allegro. Formasi ideal dalam pertunjukan Serune Kalee adalah 1 buah Bulon Perindu, 8 rapai, 2 genderang, 4 rapai pase. Kadangkala peralatan musik ini digabungkan dengan berbagai jenis peralatan musik yang lain, seperti drum, gitar elektrik, bas, clarinet, dan lain-lain.
7. Nilai-nilai
Serune Kalee merupakan peralatan Musik yang banyak digunakan masyarakat Aceh. Peralatan musik ini mengandung nilai-nilai tertentu dalam kehidupan masyararakat Aceh. Nilai-nilai tersebut adalah:
• Nilai budaya
Peralatan musik ini merupakan satu satu bagian dari kebudayaan masyarakat Aceh. Pertunjukan dan pengembangan peralatan musik ini merupakan salah satu bentuk pelestarian budaya. Selain itu, bentuk-bentuk pelestarian itu merupakan bentuk pengembangan kebudayaan lokal untuk dikenal oleh masyarakat secara luas. Hingga saat ini peralatan Serune Kalee masih digunakan, baik dalam berbagai pertunjukan yang bersifat seremonial perayaan maupun upacara adat.
• Nilai seni
Serune Kalee mengandung nilai seni yang tinggi. Peralatan ini dibuat dari bahan dan peralatan yang mudah didapatkan di sekitar tempat tinggal penduduk. Suara khas yang dihasilkan oleh Serune Kalee juga menjadi tanda bahwa peralatan ini mengandung keindahan tertentu. Serune Kalee merupakan peralatan yang cukup fleksibel, artinya dapat digabungkan dengan peralatan lain pada waktu digunakan. Kekhasan nada dan suara yang muncul dari peralatan ini, membuat musik yang dihasilkan ketika alat ini dipadukan dengan alat lain menjadi lebih dinamis.
• Nilai tradisi
Masyarakat Melayu terkenal dengan kekayaan tradisinya. Salah satu tradisi tersebut adalah pertunjukan musik Serune Kalee, baik yang dimainkan secara tunggal maupun dipadukan dengan peralatan lain. Lebih dari itu, Serune Kalee sebenarnya hanya merupakan salah satu varian dari alat serunai yang banyak tersebar dan menjadi peralatan musik masyarakat Melayu di berbagai daerah. Pertunjukan Serune Kalee dalam berbagai perhelatan merupakan salah satu wujud pelestarian tradisi yang ada di dalam masyarakat Melayu.
• Nilai kearifan lokal
Sementara itu, jari-jari kedua belah tangan berfungsi sebagai pengatur nada dengan membuka dan menutup lubang nada. Jari tangan inilah yang akan mengatur tinggi dan rendahnya nada. Komposisi pemain biasanya terdiri dari tiga orang, yaitu 1 orang peniup Serune Kalee, 1 orang penabuh gendrang, seorang yang lain memainkan rapai. Tekanan melodi biasanya jatuh pada ketok irama terakhir.
Permainan Musik Serune Kalee biasanya bertempo 2/4 atau 4/4 yang dapat dimainkan dalam irama andante, moderato, dan allegro. Formasi ideal dalam pertunjukan Serune Kalee adalah 1 buah Bulon Perindu, 8 rapai, 2 genderang, 4 rapai pase. Kadangkala peralatan musik ini digabungkan dengan berbagai jenis peralatan musik yang lain, seperti drum, gitar elektrik, bas, clarinet, dan lain-lain.
7. Nilai-nilai
Serune Kalee merupakan peralatan Musik yang banyak digunakan masyarakat Aceh. Peralatan musik ini mengandung nilai-nilai tertentu dalam kehidupan masyararakat Aceh. Nilai-nilai tersebut adalah:
• Nilai budaya
Peralatan musik ini merupakan satu satu bagian dari kebudayaan masyarakat Aceh. Pertunjukan dan pengembangan peralatan musik ini merupakan salah satu bentuk pelestarian budaya. Selain itu, bentuk-bentuk pelestarian itu merupakan bentuk pengembangan kebudayaan lokal untuk dikenal oleh masyarakat secara luas. Hingga saat ini peralatan Serune Kalee masih digunakan, baik dalam berbagai pertunjukan yang bersifat seremonial perayaan maupun upacara adat.
• Nilai seni
Serune Kalee mengandung nilai seni yang tinggi. Peralatan ini dibuat dari bahan dan peralatan yang mudah didapatkan di sekitar tempat tinggal penduduk. Suara khas yang dihasilkan oleh Serune Kalee juga menjadi tanda bahwa peralatan ini mengandung keindahan tertentu. Serune Kalee merupakan peralatan yang cukup fleksibel, artinya dapat digabungkan dengan peralatan lain pada waktu digunakan. Kekhasan nada dan suara yang muncul dari peralatan ini, membuat musik yang dihasilkan ketika alat ini dipadukan dengan alat lain menjadi lebih dinamis.
• Nilai tradisi
Masyarakat Melayu terkenal dengan kekayaan tradisinya. Salah satu tradisi tersebut adalah pertunjukan musik Serune Kalee, baik yang dimainkan secara tunggal maupun dipadukan dengan peralatan lain. Lebih dari itu, Serune Kalee sebenarnya hanya merupakan salah satu varian dari alat serunai yang banyak tersebar dan menjadi peralatan musik masyarakat Melayu di berbagai daerah. Pertunjukan Serune Kalee dalam berbagai perhelatan merupakan salah satu wujud pelestarian tradisi yang ada di dalam masyarakat Melayu.
• Nilai kearifan lokal
Setiap masyarakat, setiap daerah mempunyai pandangan
sendiri-sendiri baik mengenai, diri, orang lain, sejarah, dan kebudayaan
mereka. Terdapat kearifan tertentu dalam setiap tradisi dan budaya yang
senantiasa dihidupi oleh masyarakat tersebut. Tidak berbeda halnya dengan
peralatan Serune Kalee.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar