Jumat, 30 Desember 2011

Sejarah Alat Musik Tradisional Rebab

Alat Musik Tradisonal rebab adalah jenis Alat Musik yang di gesek dan mempunyai tiga atau dua utas tali dari dawai logam (tembaga) ini badannya menggunakan kayu nangka dan berongga di bagian dalam ditutup dengan kulit lembu yang dikeringkan sebagai pengeras suara.


Alat ini juga digunakan sebagai pengiring gamelan, sebagai pelengkap untuk mengiringi sinden bernyanyi bersama-sama dengan kecapi. Dalam gamelan Jawa, fungsi rebab tidak hanya sebagai pelengkap untuk mengiringi nyanyian sindhen tetapi lebih berfungsi untuk menuntun arah lagu sindhen. sama juga yang di pake  Tradisi musik sunda .

Sebagai salah satu dari Instrumen Musik pemuka, rebab diakui sebagai pemimpin lagu dalam ansambel, terutama dalam gaya tabuhan lirih. Pada kebanyakan gendhing-gendhing, rebab memainkan lagu pembuka gendhing, menentukan gendhing, laras, dan pathet yang akan dimainkan. Wilayah nada rebab mencakup luas wilayah gendhing apa saja. Maka alur lagu rebab memberi petunjuk yang jelas jalan alur lagu gendhing. Pada kebanyakan gendhing, rebab juga memberi tuntunan musikal kepada ansambel untuk beralih dari seksi yang satu ke yang lain.

Kamis, 29 Desember 2011

Sejarah Saxophone

Saxophone ditemukan ± 160 tahun yang lalu oleh seorang ahli pembuat Alat Musik dan musisi berbakat berkebangsaan Belgia yang bernama Antoine-Joseph (Adolphe) Sax. Kemudian pada tanggal 20 Maret 1846, Saxophone didaftarkan hak patennya untuk pertama kali.

Jenis saxophone yang pertama kali diperkenalkan kepada masyarakat luas adalah C bass. Saxophone ini diperkenalkan untuk pertama kalinya oleh seorang komposer terkenal yang bernama Hector Belioz.
Pada tahun 1842 Adolphe Sax pindah ke Paris dan mulai memperkenalkan saxophone ke seluruh dunia. Selanjutnya dia membuat dan memperkenalkan 14 jenis saxophone yang dibedakan berdasarkan ukuran dan pitch, diantaranya adalah Eb sopranino, F sopranino,  Bb soprano, C soprano, Eb alto,  F alto, Bb tenor, C tenor, Eb baritone, Bb bass, C bass, Eb contrabass, F contrabass, sedangkan sisanya yang lain jarang digunakan.


Pada tahun 1845 saxophone menjadi satu bagian penting dalam band militer. Pada tahun itu terjadi apa yang disebut ”battle of the band” (pertarungan antar band). Pada saat itu band yang dimiliki militer Perancis masih tetap menggunakan Alat Musik Tradisional. Adolphe Sax melihat peluang untuk menunjukkan kepada masyarakat bagaimana saxophone dapat menghasilkan kualitas tonal yang baik dalam suatu band. Adolphe Sax mengusulkan untuk membuat suatu kontes antara band militer yang masih menggunakan alat-alat musik orkestral yang orisinil untuk melawan band yang di dalamnya terdapat saxophone. Akhirnya band yang dipimpin oleh Sax yang terdiri dari 28 orang tersebut mendapatkan sambutan yang luar biasa dari para penonton, termasuk para petinggi militer di Perancis, sehingga sejak saat itu saxophone menjadi bagian dari band militer Perancis dan tidak lama kemudian manjadi bagian dari band-band lainnya.
Tujuh puluh lima tahun sejak ditemukannya Saxophone, akhirnya saxophone mulai digunakan pada musik - musik dansa.  Saxophone di-desain untuk memiliki tone yang lembut, halus, dan seimbang. Itu sebabnya saxophone dapat melangkapi  suara terompet, drum, dan hiruk pikuk orang yang berbicara di sekitar band-band dansa pada awal abad 20. Mouthpiece saxophone dibuat lebih kecil dan lebih paralel, hal itu membuat suara saxophone terdengar lebih keras dan sangat cocok untuk Musik jazz dan dansa. Sejak proses metamorfosis ini saxophone menjadi salah satu alat utama dalam musik jazz.

Rabu, 28 Desember 2011

Instrumen Musik Arab

Oud adalah salah satu Instrumen Musik yang paling populer dalam Musik Arab. Namanya berasal dari bahasa Arab untuk 'strip tipis dari kayu', dan ini mengacu pada strip dari kayu yang digunakan untuk membuat tubuh bulat nya.




Leher Oud, yang pendek dibandingkan dengan tubuh, memiliki frets tidak dan ini memberikan kontribusi suara yang unik. Hal ini juga memungkinkan bermain catatan dalam setiap intonasi, yang membuatnya ideal untuk melakukan maqam Arab. Kombinasi String paling umum adalah lima pasang senar disetel serempak dan string bass tunggal, meskipun sampai tiga belas string dapat ditemukan. String umumnya terbuat dari nilon atau usus, dan dipetik dengan plectrum dikenal sebagai Risha (bahasa Arab untuk bulu). String modern terbuat dari luka baja selama nilon. Instrumen yang memiliki timbre yang hangat, tessatura rendah, dan sering rumit dihiasi. Oud digunakan di dunia Arab sedikit berbeda dengan yang ditemukan di Turki, Armenia dan Yunani. Laras yang berbeda yang digunakan dan gaya oud Turki memiliki nada yang lebih cerah daripada rekan Arabnya. Kecapi Eropa adalah keturunan oud, dari mana ia mengambil nama (al-oud).

Selasa, 27 Desember 2011

Kenali Instrumen Musik Mellophone

Melofon (bahasa Inggris: Mellophone) merupakan Instrumen Musik tiup dalam keluarga tiup logam yang umumnya dimainkan sebagai salah satu bagian dari Alat Musik Tiup dalam sebuah pertunjukan marching band. Seperti halnya French Horn yang umum digunakan dalam konser-konser Musik klasik, melofon pun memiliki tiga katup pengatur, namun tidak seperti halnya French horn yang di mainkan dengan tangan kiri, katup-katup pengatur nada pada Mellophone dimainkan dengan tangan kanan dengan tata cara dalam memainkan yang identik dengan trumpet. Melofon pada umumnya menggunakan kunci F seperti halnya French Horn meski Instrumen Musik lainnya menggunakan kunci B♭.

 Alasan utama melofon digunakan sebagai concert horn untuk marching band adalah karena Alat Musik ini memiliki corong yang menghadap ke depan (front-bell) sehingga suara yang dihasilkannya sesuai dengan arah pemainnya. Hal ini sangat penting agar sesuai dengan ciri marching band dan suara dapat mengarah pada pendengar/penonton yang umumnya menonton dari satu sisi dalam sebuah pertunjukan marching band.

Isu penamaan


Ada satu kerancuan besar terkait dengan penamaan jenis Alat Musik ini. Meskipun lebih banyak kalangan menyukai menggunakan mellphone, namun penamaan yang lebih tepatnya adalah mellophonium. Melofon adalah instrumen musik yang memiliki pipa-pipa melingkar membentuk lingkaran (seperti french horn/concert horn dengan corong menghadap ke bawah), dengan katup pengatur yang dimainkan dengan tangan kanan, dan menggunakan kunci E♭. Kerancuan lainnya timbul seiring dengan munculnya marching french horn, yang memang menggunakan mouthpiece french horn dan kunci B♭ namun terlihat sepintas sama seperti halnya mellophonium..

Semoga berguna

Selasa, 20 Desember 2011

Intrumen Musik Tradisional Dari Papua Part 2

Sekarang Kita bahas 2 kelompok berikutnya dari Alat Musik yang berasal dari Nieuw Guinea yaitu Tifa Kordofon dan Erofon:

Tifa Kordofon

Kelompok Alat Musik ini menghasilkan sumber suaranya dari dawai atau senar. Tidak ada satu pun yang ditemukan atau dicatat Kunst dari Nieuw Guinea kecuali tiga macam dari Papua New Guinea zaman kolonial. Gitar ukulele, kontra bas, dan gitar empat senar berbadan besar buatan sendiri dan dimainkan di daerah pedesaan di Nieuw Guinea memang tergolong pada instrumen kordofon. Tapi Instrumen Musik ini tidak disebut Kunst karena adalah produk yang dipengaruhi kebudayaan Barat, bukan “asli” Papua.

Erofon

Kelompok instrumen musikal ini memakai udara sebagai sumber bunyinya. Ada 10 macam Instrumen Erofon yang ditemukan di Nieuw Guinea:

1. Terompet kayu yang ditiup pada salah satu ujungnya, modelnya seperti botol gelas Sprite berukuran besar dengan leher berjenjang, ujungnya yang ditiup lebih kecil dari bagian bawah lehernya, bagian luar rongga di bawah lehernya bermotif; asal: Arso dan Danau Sentani.
2. Terompet yang ditiup dari samping, yaitu, dekat salah satu ujungnya, berbentuk kepala manusia yang jidatnya agak miring dan lancip ke ujungnya, bertangkai kecil di “leher” bentuk kepala ini, dari lubang ke arah bawah bundarannya agak melebar, ujung bawah berlubang; asal: Tobati, Jayapura.
3. Terompet buluh yang ditiup di salah satu ujungnya, bermotif; asal: Saberi.
4. Terompet kulit kerang besar yang lubangnya ditiup dari salah satu ujungnya; asal: pesisir Waropen.
5. Terompet kulit kerang besar yang lubangnya ditiup dari samping; asal: pesisir Waropen.
6. Okarina yang dibuat dari sebuah batok kelapa yang kecil, diberi satu lubang kecil di salah satu ujungnya, tempat tali diikat supaya alat itu bisa dipegang, satu lubang agak besar sedikit di atas bagian tengah batok kelapa itu, dan lubang berbentuk mulut ikan di ujungnya yang lain; asal: pesisir selatan Nieuw Guinea. (Okarina modern adalah suatu alat bunyi-bunyian sebesar kepalan tangan yang dibuat dari tanah liat, porselin, atau sejenisnya, punya lubang-lubang untuk memainkan sampai sebanyak 8 nada dengan warna bunyi mirip suara angsa.)
7. Suling bambu bermotif dengan satu lubang bundar dekat salah ujungnya yang memanjang seperti ujung tombak bersiku simetris, tertutup di atas, terbuka di bawahnya; ada berbagai model suling ini, termasuk yang lubangnya segi empat atau melebar seperti mulut orang yang tertawa; asal: Teluk Humboldt dan pesisir utara (Beko, Arso, Waabe, Tobati, Kaptiau).
8. Suling bambu yang pendek, terbuka pada kedua ujungnya, dengan lubang untuk ditiup bersebelahan di tengah; asal: pesisir utara.
9. Suling buluh vertikal tanpa lubang untuk ditutupi jari, salah satu ujungnya yang ditiup dilubangi dan dipotong sebagian besar; asal: pesisir utara (Nacheibe, Ujang, dan Mande).
10. Pan-pipe, suatu istilah bahasa Inggris yang mengacu pada serangkaian pipa vertikal yang pendek dan sederhana yang saling berdempetan untuk menghasilkan suatu tangganada ketika ditiup. Kunst memakai istilah ini untuk mengacu pada tiga batang buluh dengan ukuran yang berbeda – dari yang paling panjang ke yang paling pendek – yang diikat oleh tali dan ditiup secara bergantian pada lubang di salah satu ujungnya. Asal: Merauke.

Senin, 19 Desember 2011

Intrumen Musik Tradisional Dari Papua

Kunst mengelompokkan Alat Musik Tradisional di Nieuw Guinea dalam empat kelompok utama. Pertama, idiofon; kedua, membranofon; ketiga, kordofon; dan, keempat, erofon. Daerah asal instrumen-instrumen ini pun disebut. Sekarang Kita bahas 2 kelompok dulu yaitu Idofon dan membranofon :

Idiofon

Kelompok ini mencakup Alat Musik yang sumber bunyinya diperoleh dari badannya sendiri. Ada lima jenis idiofon yang ditemukan di Nieuw Guinea:

1. Instrumen Musik yang menghasilkan bunyi kertak-kertuk, dibuat dari buah-buahan kering yang bergelantungan seperti mangga berukuran kecil dan diikat pada suatu tangkai atau batang atau dari beberapa kulit kerang yang dikaitkan melalui seutas tali kecil pada tali pengikat di badan, menghasilkan bunyi tadi ketika pemakainya barangkali menari; asal: Danau Sentani dan Teluk Humboldt.
2. Lonceng yang dibuat dari kerang Konus; ujungnya yang menjorok di bawahnya dibuat dari taring babi hutan; asal: Teluk Humboldt.
3. Balok kayu yang menghasilkan bunyi, bentuknya mirip badan perahu dengan buritan dan haluan yang tampak agak lancip dan bagian tengah dilubangi; asal: Teluk Humboldt.
4. Balokkayu yang menghasilkan bunyi seperti guruh, mirip janin dalam rahim pada posisi berbaring lurus dengan tangan dan kaki terlipat ke dalam, menghadap ke atas; asal: Teluk Humboldt.
5. HarpaYahudi, dibuat dari kulit sejenis pohon palma atau dari bambu, mirip sisir bambu berbentuk lonjong dan lancip di salah satu ujungnya, dimainkan di mulut; asal: Teluk Humboldt dan Sarmi.

Membranofon

Kelompok ini mencakup Instrumen Musik yang sumber bunyinya adalah membran (selaput), kulit, atau sejenisnya. Ada juga lima macam instrumen membranofon yang ditemukan di Nieuw Guinea:

1. Tifa bundar, mirip gelas yang agak lonjong dan bergagang, rongga badan dan tangkainya bermotif, bagian yang dipukul dibuat dari kulit hewan yang dikeringkan; asal: pesisir Waropen dan pulau Yapen.
2. Tifa mirip gelas minum berbentuk piala bercampur bentuk silinder; permukaan bundar yang dipukul ditutup kulit hewan yang dikeringkan; asal: pesisir Waropen.
3. Tifa buluh berukuran besar, kulit yang dipukul di bundaran atasnya bergaris-garis sejajar yang rapat dan mengakibatkan tifa ini kelihatan seperti cendawan; asal: Teluk Humboldt.
4. Tifa berkaki dua berbentuk huruf V terbalik, kedua kaki untuk menyangga tifa yang bergagang setengah bundar, kulit yang dipukul di bagian atas datar, membundar ke luar dan bergaris-garis sejajar sepanjang tepinya, badan rongga tifa bermotif; asal: Danau Sentani.
5. Tifa berbentuk sambungan dua gelas minum lonjong secara terbalik dengan gagang bersiku yang panjang, bagian atas ditutupi kulit yang dipukul, bagian bawah bermotif; asal: Teluk Humboldt.

Kacapi Waditra Karawitan Sunda

Titi laras Da, Mi, Na, Ti, La, Da, terdengar merdu dari sebuah Alat Musik Tradisional atau dalam Istilah karawitan Sunda disebut waditra karawitan Sunda. Waditra ini berbetuk seperti sebuah peti, berukuran panjang, yang lebar sisi kanannya lebih besar dari pada sisi kirinya. Di atas peti tersebut, berjajar 20 kawat yang menyerupai senar. Kawat terpanjang dan terbesar memiliki nada rendah, sedangkan kawat terpendek dan terkecil, memiliki nada tinggi. Biasanya para penabuh alat musik ini, harus pandai memadukan kedua tangannya untuk memetik kawat-kawat tersebut. Itulah waditra kacapi, dari tanah sunda.


Agar Alat Musik Kacapi dapat mengeluarkan suara yang merdu/ haruslah terdiri dari kotak kayu, kawat, inang, peureut, dan kunci kacapi. Kotak kayu kacapi menyerupai peti/ yang di dalamnya kosong dan bagian bawahnya berlubang, berfungsi sebagai resonator atau ruang udara. Kawat kacapi, berfungsi sebagai penghasil sumber bunyi. Kawat-kawat tersebut dipertegangkan oleh inang, agar dapat mengeluarkan bunyi. Tinggi dan rendahnya suara kawat kacapi, direntangkan dan dilonggarkan oleh peureut. Sedangkan alat untuk merentangkan dan melonggarkannya / menggunakan kunci kacapi. Keanggunan kacapi, terlihat dari bentuk dan warnanya yang khas. Kayu albasia dari kota Sumedang dan kayu kanana, menjadi bahan dasar kotak atau peti kacapi. Sedangkan kawat-kawatnya, terbuat dari besi dan stanles.

Pembuatan kacapi tidaklah sulit, hanya dengan waktu tiga hari, dapat menghasilkan sampai sepuluh buah kacapi. Hal tersebut juga diungkapkan ATEP seorang pengrajin alat Musik kacapi. Awalnya kayu alba dipitong sesuai kebutuhan, kemudian diserut, dan dijemur sambil di bolak-balik agar kayu tidak bergelombang. Lalu, kayu-kayu tersebut dipasang, hingga menjadi sebuah peti. Agar penampilan kacapi lebih indah, kacapi di plitur dan di cet dengan warna-warna gelap. Setelah itu, inang, peureut, mata itik, dan kawat, dapat dipasang dengan menggunakan paku sebagai penahannya.

Pada dasarnya, kacapi Sunda terdiri dari dua macam. Kacapi kawih yang berfungsi untuk mengiringi kawih, dan kacapi tembang yang berfungsi untuk mengiringi tembang. Sedangkan kacapi tembang, memiliki macam yang berbeda-beda. Ada kacapi perahu, karena bentuknya seperti perahu. Ada kacapi gelung, karena sisi bagian kanannya membentuk gelung atau sanggu. Biasanya, kacapi ini dipakai untuk tembang Cianjuran. Ada pula kacapi rincik, kacapi yang ukurannya kecil.

Dalam Alat Musik barat, seperti gitar, piano, biola dan lain-lain, ada yang disebut tangga nada diatonis. Tangga nada ini, memiliki notasi do, re, mi, fa, so, la, si, do. Sedangkan dalam waditra Sunda, istilah tangga nada disebut laras dan memiliki notasi da, mi, na, ti, la, da. Namun, kacapi juga ada yang menggunakan tangga nada atau laras diatonis. Biasanya, dipakai untuk lagu dangdutan, dan lagu-lagu perjuangan.Pada dasarnya ada dua macam cara menabuh kacapi, yang pertama disintreuk, itu yang digunakan oleh tangan kanan, menggunakan kuku bagian luar. Yang ke dua di toel, ini oleh kuku kiri bagian dalam. Tapi selain yang disintreuk dan ditoel, juga ada yang disebut diranggeum. Diranggeum Itu bisa dua atau tiga jari yang digunakan untuk memetik kacapi. Biasanya tangan kiri dua jari, tangan kanan tiga jari biasanya. 

Sebagaimana Alat Musik tradisional lainnya, waditra kacapi kurang terinformasikan di industri Musik global. Walau begitu, banyak prestasi yang telah diraih oleh para juru kacapi. Dalam dunia karawitan Sunda, Almarhum Mang Koko adalah juru kacapi kawih yang termahir. Kini, kemahirannya dilanjutkan oleh anak kandungnya Tatang Binyamin. Tatang Binyamin pun, sempat mengajar kacapi kawih di Jepang bersama rombongan Nano Suratno. Sedangkan kacapi tembang, dipopulerkan oleh Almarhum Uking Sukri. Kemahirannya, terbukti ketika mengajar kacapi tembang pada seorang Belanda, Wim Van Janten. Selain itu, dosen Tembang Cianjuran STSI Bandung, Iyus Wira, mengajar kacapi dan tembang Sunda di Belanda selama 40 hari.

Kurangnya waditra kacapi terinformasikan di industri musik global, juga dirasakan DOLI seorang Mahasiswa Unpad yang sedang mendalami waditra kacapi. Di setiap komunitas seni yang dia ikuti, tidak ada generasi muda yng mendalami waditra kacapi. Dia berharap, waditra kacapi mulai berkembang dikalangan anak muda, bahkan waditra kacapi pun dapat dikolaborasikan dengan alat muasik lainnya.

Jumat, 16 Desember 2011

Alat Musik Tradisional Tanjidor

Alat Musik Tradisional Tanjidor sudah tumbuh sejak abad ke 19, berkembang di daerah pinggiran. Menurut beberapa keterangan, orkes itu berasal dari orkes yang semula dibina dalarn lingkungan tuan-tuan tanah, seperti tuan tanah Citeureup, dekat Cibinong. Pada umumnya alat - alat Musik pada orkes Tanjidor terdiri dari Alat Musik tiup seperti piston (cornet a piston), trombon, tenor, klarinet, bas, dilengkapi dengan alat musik pukul membran yang biasa disebut tambur atau genderang. Dengan peralatan tersebut cukup untuk mengiringi pawai atau mengarak pengantin.


Untuk pergelaran terutama yang ditempat dan tidak bergerak alat-alatnya sering kali ditambah dengan alat gesek seperti tehyan, dan beberapa membranfon seperti rebana, bedug dan gendang, ditambah pula dengan beberapa alat perkusi seperti kecrek, kempul dan gong. Lagu-lagu yang biasa dibawakan Orkes Tanjidor, menurut istilah setempat adalah “Batalion”, “Kramton” “Bananas”, “Delsi”, “Was Tak-tak”, “Cakranegara”, dan “Welmes”. Pada perkembangan kemudian lebih banyak membawakan lagu-lagu rakyat Betawi seperti Surilang “Jali-jali dan sebagainya, serta lagu-lagu yang menurut istilah setempat dikenal dengan lagu-lagu Sunda gunung, seperti “Kangaji”, “Oncomlele” dan sebagainya.


Grup-grup Tanjidor yang berada di wilayah DKI Jakarta antara lain dari Cijantung pimpinan Nyaat, Kalisari pimpinan Nawin, Pondokranggon pimpinan Maun, Ceger pimpinan Gejen. Daerah penyebaran Tanjidor, kecuali di daerah pinggiran kota Jakarta, adalah di sekitar Depok, Cibinong, Citeureup, Cileungsi, Jonggol, Parung dalam wilayah Kabupaten Bogor, di beberapa tempat di wilayah Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Tangerang. Sebagai kesenian rakyat, pendukung orkes Tanjidor terutama para petani di daerah pinggiran. Pada umumnya seniman Tanjidor tidak dapat rnengandalkan nafkahnya dari hasil yang diperoleh dari bidang seninya. Kebanyakan dari mereka hidup dari bercocok tanam, atau berdagang kecil-kecilan.

Oleh masyarakat pendukungnya Tanjidor biasa digunakan untuk memeriahkan hajatan seperti pernikahan, khitanan dan sebagainya, atau pesta-pesta umum seperti untuk merayakan ulang tahun Proklamasi Kemerdekaan. Sampai tahun lima puluhan rombongan-rombongan Tanjidor biasa mengadakan pertunjukan keliling, istilahnya “Ngamen”. Pertunjukan keliling demikian itu terutama dilakukan pada waktu pesta Tahun Baru, baik Masehi maupun Imlek.
Perlu dikemukakan, bahwa sesuai dengan perkembangan jaman dan selera masyarakat pendukungnya, Tanjidor dengan biasa pula membawakan lagu-lagu dangdut. Ada pula yang secara khusus membawakan lagu-lagu Sunda Pop yang dikenal dengan sebutan “Winingan tanji”.

Kamis, 15 Desember 2011

Orkestra Musik

Indonesia memiliki orchestra Musik Tradisional pertama di dunia. Bila di Barat sudah ratusan tahun memiliki Musik orkestra modern yang digunakan hingga sekarang ini, di Timur lahir orkestra musik tradisional yang diwakili dari seluruh wilayah Indonesia. Orkestra Musik tradisional ini tergabung dalam  Indonesian National Orchestra (INO) . “Bila dalam ujicoba orchestra Musik Tradisional ini berhasil, kita akan menjadi negara pertama di dunia yang memiliki national orchestra yang berbeda dengan Orchestra Musik umumnya selama ini yang bersumber dari  barat,” kata Franky Raden, pimpinan INO saat latihan di gedung Sapta Pesona Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Jakarta, 4 Mei 2010. INO melakukan pertunjukan perdana sebagai ujicoba performance mereka di Balairung Gedung Sapta Pesona Jakarta pada 12 Mei 2010. Dalam pagelaran musik tradisional yang difasilitasi Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar) ini dihadiri para  musikus kreatif termasuk para maestro musik tradisional di Indonesia.


Menurut Frangky, ada tiga hal yang mendasari berdirinya INO , yakni estetika, bisnis dan politik. Dalam hal estetika, Indonesia adalah negara yang memiliki kekayaan budaya musik hampir tidak terbatas. Ragam bahasa Musik Nusantara telah berkembang selama sedikitnya 3.000 tahun sehingga mampu menghasilkan bentuk-bentuk estetika musik yang sangat kokoh di wilayah budaya kita dari Sabang hingga Merauke. Dengan kekayaan bahasa estetika ini akan membuat karya musik Indonesia tak pernah kering dan selalu membawa pembaharuan. Kekayaan bahasa estetika ini menjadi sumber dari lahirnya INO yang ke depan  siap bersaing di panggung internasional dengan orchestra ternama manapun,” kata Franky yang dikenal sebagai Etnomusikolog .

Dari segi bisnis, INO akan menjadi produk budaya khas Indonesia yang memiliki nilai jual dan ekspor sangat tinggi karena keunikannya. Dengan nilai jualnya ini INO diharapkan menjadi sebuah orkestra profesional yang dapat menghidupi para pemainnya secara financial. Selain itu INO juga akan bekerja keras untuk menjadi produk unggulan industri kreatif Indonesia yang dapat bersaing di pasar musik internasional. “Saya berharap INO menjadi wadah bagi para pemusik Indonesia yang kreatif dan jenius untuk tampil berlaga dalam gedung-gedung konser yang bertebaran di benua Eropa, Amerika, dan Asia-Pasifik,” katanya. Sementara dari  segi politik, INO akan menjadi ujung tombak pergulatan ideologi antara pelbagai negara di dunia yang saat ini berlomba-lomba menyebarkan pengaruh kekuasaan dan hegemoni mereka melalui produk-produk budaya yang merupakan soft power. Seperti apa yang dikatakan oleh Immanuel Wallerstein jauh-jauh hari, kegiatan budaya dewasa ini sudah menjadi arena dari pertarungan ideologi di panggung internasional.

Melalui kegiatan budaya inilah negara-negara yang kuat menjaring lawan-lawan mereka untuk masuk ke dalam kerangka pemikiran ekonomis maupun politik yang dapat mereka kendalikan. Dalam konteks kehidupan masyarakat paska-kolonial, negara yang tidak memiliki kekuatan resistensi terhadap pertarungan budaya global ini akan mudah menjadi mangsa yang tanpa daya. “Keberadaan INO ingin memposisikan diri sebagai bentuk pertahanan dan perlawanan terhadap kekuatan dominasi dari luar yang setiap saat siap membuat kita menjadi tergantung kepada mereka khususnya ketergantungan dari musikal dan budaya,” katanya. Sekretaris Direktorat Jenderal Pemasaran Kembudpar Noviendi Makalam merasa bangga dengan banyaknya musik tradisional Indonesia yang berhasil dilestarikan sehingga mengharumkan bangsa di berbagai pentas dunia. “Kehadiran INO jelas akan memberikan warna musik Indonesia di pentas dunia apalagi sajian musiknya menarik dan unik,” katanya.

Lebih dari 50 alat musik tradisional dari berbagai daerah di tanah air dimainkan dalam acara pegelaran tersebut. Dari Alat Musik Tradisional itu juga ditampilkan alat musik hasil ciptaan sendiri oleh tiga orang local genius, yakni Anusirwan (Sumatera Barat) yang membuat rebab besar dan perangkat perkusi metalofon baru,  Bona Alit (Bali) yang membuat rebab raksasa, dan I Nyoman Windha (Bali) membuat jegog raksasa.

Selasa, 13 Desember 2011

Penjelasan mengenai Musik Soundtrack

Dalam penggunaan terminologi industri film, trek suara rekaman audio yang dibuat atau digunakan dalam produksi film atau pasca-produksi. Awalnya dialog, efek suara, dan Musik dalam film masing-masing memiliki jalur sendiri yang terpisah (dialog track, sound track efek, dan trek musik), dan ini dicampur bersama-sama untuk membuat apa yang disebut jalur komposit, yang terdengar di film. Sebuah lagu dubbing sering kemudian dibuat ketika film yang dijuluki ke dalam bahasa lain. Hal ini juga dikenal sebagai jalur M & E (musik dan efek) yang mengandung semua elemen suara dikurangi dialog yang kemudian dipasok oleh distributor asing dalam bahasa asli dari wilayahnya.

 
Soundtrack kontraksi datang ke kesadaran publik dengan munculnya apa yang disebut "album soundtrack" di awal 1950-an. Pertama kali disusun oleh perusahaan film sebagai gimmick promosi untuk film baru, rekaman ini tersedia secara komersial berlabel dan diiklankan sebagai "Musik dari soundtrack film asli." Frasa ini segera disingkat menjadi hanya "soundtrack film asli." Lebih tepatnya, rekaman tersebut dibuat dari trek Musik Film , karena mereka biasanya terdiri dari musik terisolasi dari film, bukan lagu (suara) komposit dengan dialog dan efek suara.

OST singkatan sering digunakan untuk menggambarkan soundtrack Musik pada media rekaman, seperti CD, dan berdiri untuk Original Soundtrack, namun kadang-kadang juga digunakan untuk membedakan musik asli mendengar dan mencatat versus rerecording atau penutup dari musik
.

Dan biasanya kalo bagi pencipta band dimana Lagunya dijadikan Soundtrack Film, jika film itu banyak peminatnya maka secara otomatis Musik yg di jadikan Soundtrack bakalan ikut terkenal juga ya itu c pemusiknya atau pencipta lagu tersebut.

Alat Musik Tiup Jazz

Meski termasuk keluarga Alat Musik tiup kayu, tapi tidak pernah dijumpai saxophone yang terbuat dari kayu. Saxophone dibuat dari kuningan mengingat sifatnya yang mudah dibentuk. Ada banyak macam saxophone, ada yang lurus seperti yang ditiup Kenny G., ada pula yang melengkung kayak yang dimainkan Dave Koz atau almarhum Embong Rahardjo yang mempunyai Aliran Musik Jazz.


Cara memainkan Alat Musik saxophone ini sederhana saja, modalnya juga cuma do-re-mi. tidak ikut les saxophone formal juga tidak masalah. Makanya, dapat dikatakan saxophone lebih mudah dipelajari dan dimainkan dibandingkan dengan alat Musik tiup lainnya macam flute, oboe, clarinet, atau fagot.

Aslinya, suara saxophone itu halus dan lembut, sesuai dengan orkestra zaman itu. Namun, berhubung dalam perkembangannya dipakai sebagai pengiring musik dansa yang ingar bingar, mau tak mau saxophone harus ikut berteriak juga agar bisa didengar. Untuk itu lalu dilakukan modifikasi dengan membuat mouthpiece, sumber bunyi pada alat musik saxophone, menjadi lebih ramping dan lancip. Hasilnya, suaranya menjadi lebih keras, lebih wah dan tidak sekedar weh.

Dalam perkembangannya, saxophone kemudian menjadi alat musik utama pada musik jazz. Tokoh-tokoh yang berkecimpung di situ bisa disebut misalnya John Coltrane, Charlie Parker, dan Steve Lacey. Sekarang alat musik tiup ini sudah menjadi bagian dari hampir setiap musik, mulai dari pop sampai dangdut. Sekarang juga banyak ditemukan tempat belajar atau les saxophone karena perkembangannya tersebut.

Senin, 12 Desember 2011

Musik Dangdut

Musik Dangdut kontemporer telah berbeda dari akarnya, Musik Melayu, meskipun orang masih dapat merasakan sentuhannya. Orkes Melayu (biasa disingkat OM, sebutan yang masih sering dipakai untuk suatu grup musik dangdut) yang asli menggunakan alat musik seperti gitar akustik, akordeon, rebana, gambus, dan suling, bahkan gong. Pada tahun 1950-an dan 1960-an banyak berkembang orkes-orkes Melayu di Jakarta yang memainkan lagu-lagu Melayu Deli dari Sumatera (sekitar Medan). Pada masa ini mulai masuk eksperimen masuknya unsur India dalam Musik Melayu. Perkembangan dunia sinema pada masa itu dan politik anti-Barat dari Presiden SukarnoP. RamleeMalaya), Said Effendi (dengan lagu Seroja), Ellya (dengan gaya panggung seperti penari India), Husein Bawafie sang pencipta Boneka dari India, Munif Bahaswan, serta M. Mashabi menjadi pupuk bagi grup-grup ini. Dari masa ini dapat dicatat nama-nama seperti (dari (pencipta skor film "Ratapan Anak Tiri" yang sangat populer di tahun 1970-an).



Gaya bermusik masa ini masih terus bertahan hingga 1970-an, walaupun pada saat itu juga terjadi perubahan besar di kancah Musik Melayu yang dimotori oleh Soneta Group pimpinan Rhoma Irama. Beberapa nama artis dangdut dan penyanyi dangdut dari masa 1970-an yang dapat disebut adalah Mansyur S., Ida Laila, A. Rafiq, serta Muchsin Alatas. Populernya musik Melayu dapat dilihat dari keluarnya beberapa album pop Melayu oleh kelompok musik pop Koes Plus di masa jayanya dan managemen artis atau manajemen artis pada saat itu.
Lagu dangdut modern, yang berkembang pada awal tahun 1970-an sejalan dengan politik Indonesia yang ramah terhadap budaya Barat, memasukkan Alat Musik modern Barat seperti gitar listrik, organ elektrik, perkusi, terompet, saksofon, obo, dan lain-lain untuk meningkatkan variasi dan sebagai lahan kreativitas pemusik-pemusiknya. Mandolin juga masuk sebagai unsur penting. Pengaruh rock (terutama pada permainan gitar) sangat kental terasa pada musik dangdut terbaru. Tahun 1970-an menjadi ajang 'pertempuran' bagi musik dangdut mania dan musik rock dalam merebut pasar musik Indonesia, hingga pernah diadakan konser 'duel' antara Soneta Group dan God Bless. Praktis sejak masa ini musik Melayu telah berubah, termasuk dalam pola bisnis bermusiknya.
Pada paruh akhir dekade 1970-an juga berkembang variasi kumpulan dangdut humor yang dimotori oleh OM Pancaran Sinar Petromaks (PSP). Orkes ini, yang berangkat dari gaya musik melayu deli, membantu diseminasi dangdut Indonesia di kalangan mahasiswa. Subgenre ini diteruskan, misalnya, oleh OM Pengantar Minum Racun (PMR) dan, pada awal tahun 2000-an, oleh Orkes Pemuda Harapan Bangsa (PHB)


Jumat, 09 Desember 2011

Pengaruh Musik Terhadap Aktivitas Yang Dilakukan


Dalam kamus besar bahasa Indonesia Pengaruh yaitu daya yang ada atau timbul dari sesutau ( Orang, benda yang ikut membentuk watak, kpercayaan, atau perbuatan seseorang). Sedangkan menurut Djohan (2003: 107)
“… musik dapat menimbulkan dampak prilaku yang aneh bagi pemain Musik. Penelitian yang dilakukan terhadap 208 pemain musik professional tiga buah orkestra itu menunjukkan bahwa musik-musik pada jaman sekarang mempunyai pengaruh buruk atas kesehatan pemain. Eksperimen dilakukan pada orkestra pertama memainkan musik-musik modern, orkes kedua memainkan musik-musik campuran dan orkes ketiga memainkan Musik Klasik. Ternyata pemain klasik lebih sehat dibandingkan yang lainnya. Para musisi modern pada umumnya sering dilanda rasa gelisah, mudah marah, agresif, sulit tidur, sakit kepala dan sering murung…”
Kutipan di atas dapat menunjukkan bahwa musik dan beraktivitas musik memang sangat berpengaruh terhadap yang melakukannya, dalam kutipan di atas yang mempengaruhi adalah jenis musiknya.
 


Pengertian Musik
Ada dua pendapat mengenai pengertian musik yang akan dijelaskan disini, yang pertama adalah pengertian musik menurut Muhammad Syafiq dan yang kedua adalah pengertian musik menurut Pono Banoe.

• Menurut Muhammad Syafiq dalam bukunya yang berjudul Ensiklopedia Musik Klasik, Musik adalah seni pengungkapan gagasan melalui bunyi yang unsur dasarnya berupa melodi, irama, dan harmoni dengan unsur pendukung berupa bentuk gagasan, sifat dan warna bunyi.

• Menurut Pono Banoe dalam bukunya Kamus Musik, Musik adalah gambaran jiwa seseorang yang dituangkan melalui bunyi atau suara.

Pengertian Penampilan
Penampilan berasal dari kata “Tampil” yang berarti maju, atau menunjukan diri kepada orang lain. Sedangkan penampilan itu sendiri berarti proses, cara, perbuatan yang bertujuan untuk menampilkan kepada orang lain (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, Balai Pustaka, 2003).Sedangkan menurut kamus bahasa melayu nusantara, dewan bahasa dan pustaka Brunei, 2003. Tampil adalah datang atau melangkah maju, menampakkan diri atau muncul, mengambil peranan atau mengambil daya usaha.
Berdasarkan kedua kutipan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa penampilan adalah keinginan seseorang untuk menunjukan diri kepada orang lain, baik melalui pakaian, perbuatan, Tingkah laku, dll.

Pengertian Aliran Musik
 
Adalah Paham atau suatu bentuk yang beda dari sebuah musik baik dari irama, penggunaan tangga nada, lirik, dan dari bentuk musiknya.(Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta : Balai Pustaka. 2001 ). Paham atau bentuk dari musik itu sendiri mempunyai karakter masing masing, dan karakter yang ada berbeda antara satu aliran musik dengan aliran musik yang lain.

Pengertian Musik Rock
Jenis musik yang berkarakter keras dan menghentak-hentak. Jenis Musik popular sebagai pengembangan dari musik Rock & Roll yang berasal dari Amerika Serikat dan berkembang di dunia barat sekitar tahun 1950, dasar musik Rock adalah terletak pada solo vokal dan pada iringan gitar dengan menggunakan format Band/Combo ( Banoe, Pono. Kamus Musik. 2007).

Karena musik Rock merupakan musik yang keras, sangar, dan menghentak-hentak dengan menggunakan banyak Distorsi suara maka penampilan yang dikenakan pemain maupun Audiencenya akan mengikutinya, yaitu berpenampilan jantan dan sangar dengan menggunakan berbagai macam aksesoris dari logam, berambut gondrong dan senang dengan warna hitam karena warna hitam menggambarkan kegelapan dan menggambarkan sesuatu yang menyeramkan. Ditambah lagi dengan kebiasaan para pemain dan Audiencenya yang suka minum minuman keras yang identik dengan kekerasan.

Kamis, 08 Desember 2011

Pengaruh Musik Rock Dengan Style/Penampilan

Pada saat ini ada beragam sekali Aliran Musik yang kita ketahui, diantaranya aliran musik jazz, pop, rock, dangdut, klasik, blues, underground, punk, keroncong, rock & roll, dan grunge. Dari berbagai aliran musik yang telah disebutkan diatas mempunyai ciri-ciri/karakter tersendiri dan ciri-ciri/karakter tersebut berbeda satu dengan yang lain. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari segi musiknya, instrumentnya ( Alat Musik yang digunakan), dan penampilan yang dikenakan baik oleh pemain maupun penikmat/penggemarnya. Sebagian orang berpendapat bahwa penampilan yang mereka kenakan merupakan gambaran dari jati diri yang dapat ditunjukan kepada khalayak ramai dengan tujuan agar orang lain tahu bahwa orang tersebut menganut suatu aliran musik tertentu yang dituangkan dalam pakaian dan aksesoris yang mereka kenakan,gaya rambut, hingga perilaku dalam aliran Musik yang mereka anut. Sedangkan musik itu sendiri adalah sesuatu yang indah yang dapat menggambarkan ekspresi jiwa manusia yang dituangkan lewat suara ( Banoe, Pono. Kamus Musik. 2007). 

 

Bersumber dari kedua pendapat di atas, dapat dihubungkan antara Musik dengan penampilan. Sebagai contoh, seseorang yang menganut Aliran Musik Rock atau suka dengan musik rock akan berpenampilan sangar dan garang seperti musik rock itu sendiri yang termasuk dalam aliran musik yang menggunakan banyak distorsi suara sehingga berkesan sangar, keras dan dapat membuat pendengar begoyang mengikuti hentakan-hentakan yang ada dalam Aliran Musik Rock tersebut.


 

Dari keberagaman penampilan yang telah disebutkan diatas, dapat diambil kesimpulan Aliran Musik apa yang dianut. Sebagai contoh seseorang yang berambut bergaya Punk dengan celana panjang yang ketat pada bagian bawah dan memakai aksesoris seperti tindik di telinga maka kita sudah dapat menebak bahwa orang tersebut beraliran musik Punk, dan jika kita melihat orang berpakaian hitam-hitam dengan menggunakan topeng yang berbentuk seram dan kadang berbentuk muka binatang dengan memakai berbagai macam aksesoris dari logam maka kita bisa menebak orang tersebut menganut aliran musik Underground.

Rabu, 07 Desember 2011

Musik Tradisional Jambi

Seni Musik
Pada mulanya seni Musik daerah jambi  merupakan seni musik yang masih bersifat tradisional. Namun seiring perkembangan zaman, maka alat-alat musik sudah banyak banyak memakai Alat Musik Modern. Akan tetapi alat-alat musik tradissional masih dipergunakan. Bahkan berusaha untuk dipertahankan.
 
Jenis-jenis Alat Musik Tradisional Jambi yang masih dipertahankan sampai saat ini adalah sebagai berikut:

a.    Genggong
b.    Gendang
c.    Tabuh
d.    Rebana
e.    Krenong
f.     Kelintang


Seni Suara

Pada setiap kabupaten dan kota mempunyai ragam seni suara dengan syair dan khas daerah masing-masing, namun sesuai namun seni suatu daerah kini semakin usang dan tidak dikenal, karena telah dilanda dengan kehadiran lagu-lagu dangdut dan lagu pop. Namun demikian setiap daerah berusaha untuk kembali menghidupkan lagu-lagu daerah tersebut melalui rekaman, sehingga diharapkan nantinya dapat kembalai hidup dan dikenal oleh masyarakat
Beberapa jenis seni suara dari tiap-tiap daerah sebagai berikut:

1.    Kota Jambi :
a.    Lagu Sekapur Sirih
b.    Lagu Orang Kayo Hitam
c.    Lagu Keris Seginjai

2.    Kabupaten Batang Hari Dan Kabupaten Muaro Jambi :
a.    Lagu Batanghari
b.    Lagu Nasib Badan
c.    Lagu Merusak Hati

3.    Kabuapaten Tanjung Jabung Timur Dan Tanjung Jabung Barat :
a.    Lagu Nelayan
b.    Lagu Nasib Badan
c.    Lagu Senandung Malam

4.    Kabupaten Bungo Dan Kabupaten Tebo :
a.    Lagu Serampang Laut
b.    Lagu Tumbuk Tebing
c.    Lagu Pisang Dayak

5.    Kabupaten Merangin Dan Kabupaten Sarolangun :
a.    Lagu Dagang Menumpang
b.    Lagu Dendang Sayang
c.    Lagu Ujung Tanjung

6.    Kabupaten Kerinci :
a.    Lagu Tanjung Bajure
b.    Lagu Tus-Tus
c.    Lagu Bukasi Sayang

Selasa, 06 Desember 2011

Alat Musik Bambu Gesek Asal Depok Part 2.

Kedudukan bambu memang memiliki peran penting dalam budaya dan kehidupan masyarakat, terlebih bagi masyarakat yang berada di pedesaan, di dalam maupun di sekitar hutan. Dan bambu memiliki nilai tersendiri dengan segala potensi maupun fungsinya, sehingga tetap bertahan dalam kehidupan yang serba global dengan berbagai teknologi modern ini. Pemanfaatannya pun semakin bervariasi dengan aneka bentuk serta fungsinya dalam mengisi kehidupan manusia. Menunjang perekonomian guna meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat melalui berbagai aktifitas dengan memanfaatkan bahan baku bambu. Dengan lahirnya Alat Musik seperti bambu gesek di Depok diharapkan dapat memberikan peluang bagi pengrajin bambu di sekitarnya, sebagai wadah dalam memberikan lapangan kerja baru, sekaligus tempat penyaluran bagi generasi berbakat di wilayahnya dalam dunia musik melalui Alat Musik Bambu Gesek.
Dengan HHBK berupa bambu, kiranya masih banyak ide dan kegiatan yang dapat dicetuskan dan dilakukan oleh masyarakat guna menambah pendapatan. Dan merupakan tugas berat bagi para seniman maupun pihak terkait dalam pengelolaan bambu kedepan, sehingga bambu bukan hanya sekedar tanaman pelindung maupun peneduh sekitarnya, tapi dapat memberikan nilai yang lebih berarti bagi kehidupan di sekitarnya.  Lahirnya alat musik dari bahan baku bambu oleh seniman Depok, walau dengan bentuk sederhana, namun dapat merupakan sebuah warna baru dalam blantika musik tradisional maupun Musik Modern, terlebih bagi budaya masyarakat Depok. Karena Alat Musik seperti bambu gesek tersebut dapat berkolaborasi dengan berbagai alat musik lainnya, dan nada-nada yang dihasilkan pun dapat menyesuaikan berbagai jenis irama. Kiranya Joko telah memperhitungkan semua itu dalam ciptaannya melalui media bambu. Yang patut untuk dihargai, bahkan bagi para pihak perlu mendukung kreatifitasnya, sehingga jerih payah selama beberapa tahun ini tidak mubazir atau tertelan oleh arus modernisasi yang kini semakin gencar dengan berbagai kemajuan teknologinya, yang akhirnya berhenti dan mandul tanpa melahirkan apa-apa di hari-hari selanjutnya.
Bambu gesek memang erat dengan seniman muda asal Depok, Joko sebagai penciptanya mempunyai impian yang sebetulnya tidak muluk,  cukup sederhana, yaitu pada suatu saat nanti  bambu gesek ini dapat dimainkan dalam bentuk orchestra. Dan saat ini ia sedang merintis dengan membuka kursus kepada anak-anak berbakat untuk bermain musik dengan Alat Musik Bambu Gesek, gitar, dan olah vokal untuk mewujudkan cita-citanya tersebut. Satu persatu joko mendatangi murid-muridnya dengan tekun dan sabar, melatih dan memberi bimbingan kepada mereka agar dapat bermain dengan baik, sehingga pada suatu saat nanti dapat membuktikan kepada publik, bahwa dirinya memang serius dalam menciptakan bambu gesek ini sebagai alat yang berguna dan bermanfaat bagi blantika Musik, khususnya pemda Depok dapat mengakui eksistensinya sebagai benda yang dapat dijadikan icon, juga merupakan benda seni dalam kehidupan budaya daerah Depok sebagai Kota  yang boleh dibilang baru muncul dan berkembang bersebelahan dengan ibu kota negara yaitu Jakarta.
Kekhasan bambu gesek memang dapat dijadikan icon kota Depok, dan pemerintah daerah melalui dinas-dinas terkait telah mengakui kemampuan alat tersebut ketika Joko mengisi acara lounching sebuah sanggar di Depok Jaya, Pancoran Mas. Perwakilan pemda kota Depok beserta tokoh masyarakat dan budayawan yang hadir memberikan applus dan kesan tersendiri dengan tampilnya Joko dengan permainan Bambu Geseknya. Terlihat hanyut dan kagum dengan nada dan irama yang terdengar dari alat musik tersebut, seolah mengakui apa yang menjadi kreatifitas seniman muda, yang telah mampu memberikan warna tersendiri bagi kota Depok. Namun tentunya bukan hanya sekedar kagum dengan apa yang dilihatnya tersebut, diharapkan adanya perhatian maupun penghargaanyang seimbang dari pemda dalam memberikan kesempatan kepada masyarakatnya yang memiliki prestasi dalam misi seni dan budaya.
Dengan diselenggarakannya pameran Indogreen Forestry tahun 2010 di JHCC telah memberikan sebuah informasi yang sangat berarti kepada publik tentang pembangunan kehutanan melalui berbagai kegiatan. Salah satu informasi tersebut melalui pegelolaan HHBK dengan bahan baku bambu yang tersaji dalam aneka produk, di sisi lain dalam bentuk alat musik bambu gesek yang didemontrasikan oleh penemunya, sekaligus sebagai souvenir dalam  pembukaan pertemuan Bakohumas.  Potensi bambu dalam HHBK kiranya masih perlu diinformasikan kepada publik, sehingga kekayaan aneka jenis bambu Indonesia dapat memberikan peran penting dalam mendukung perekonomian serta kesejahteraan rakyat ketika produk hutan berupa kayu saat ini sedang mengalami kelesuan. Jenis-jenis bambu yang telah lama dikenal dan hidup dalam budaya masyarakat Indonesia, terlihat tegar dalam rumpun habitatnya di sana, melambai dalam tiupan bayu, bambu-bambu bergesekan membentuk  alunan irama alam, di tepian sungai untuk melindungi keteduhan hingga erosinya lahan sekitar

Senin, 05 Desember 2011

Alat Musik Bambu Gesek Asal Depok

Depok, merupakan kota yang kini sedang dalam perkembangannya, dan sejak dahulu telah diketahui sebagai salah satu daerah penghasil bambu guna memenuhi permintaan masyarakat di Jakarta dan sekitarnya. Sebagai salah satu kota dengan aneka budaya masyarakatnya, yang merupakan pendatang dari berbagai daerah dalam meniti perkembangannya sebagai kota yang baru berdiri di antara kota Jakarta dan Bogor dengan segala eksistensinya. Dengan perkembangan yang pesat, kota Depok telah banyak melahirkan tokoh  budayawan, sastrawan seperti misal WS Rendra, dan masih banyak lagi yang bermukim di kota ini hingga seniman dengan berbagai kreatifitasnya. Namun sampai saat ini belum memiliki budaya khas, yang dapat dijadikan ciri dan atau symbol daerah, tak ubahnya daerah lain yang pada umumnya telah memilki kekhususan budayanya.
Alat Musik Bambu Gesek (Basek), terbuat dari bahan bambu hitam (wulung), yang kini masih banyak tumbuh di wilayah Depok. Merupakan hasil kreatifitas seniman yang sejak kecil telah bermukim di Depok, dan alat musik tersebut telah digelutinya sejak tahun 1996. Tentunya mengalami proses yang panjang dalam perkembangannya,  baik bentuk, ukuran hingga nada-nada yang sesuai untuk alat tersebut. Menurut Joko Suranto (35 th) si pencipta, alat musik dengan panjang sekitar 75 cm tersebut telah memiliki empat model dengan aneka variasi  guna menarik perhatian, baik sebagai benda seni maupun sebagai benda hias atau souvenir dari bahan bambu wulung. Hasil kreatifitas tersebut telah melalui uji coba dalam pentas di berbagai tempat dan acara. Aneka Jenis Musik dari klasik hingga pop dapat dimainkan oleh Joko dengan baik, dari irama lembut menyayat hingga cepat dan dinamis dalam berkolaborasi dengan alat musik guitar.  Bambu Gesek memang mirip dengan alat musik Biola dan Rebab, memiliki tiga buah senar, dimainkan dengan cara menggesek, namun memiliki nada dasar yang berbeda dari keduanya, dan Basek berada di antara keduanya, sehingga suara dan nadanya mampu menyesuaikan kedua Alat Musik tersebut (biola dan rebab).

Acara pembukaan pertemuan Bakohumas tersebut diisi oleh Sanggar Joker Basek Group, yang menampilkan Joko sebagai pencipta sekaligus pemain Bambu Gesek, bersama ketiga anak didiknya menyuguhkan sebuah lagu ciptaannya dengan judul Hijau Dambaan, diiringi dengan petikan guitar (Dimas) serta menghadirkan vokalis cilik (Fenia dan Icah) membuat lagu tersebut terasa hidup dalam menyampaikan pesannya kepada publik tentang hutan. Yaitu cerita hutan masa lalu, saat kini, dan hutan yang didambakan oleh semua orang di masa akan datang dalam memberikan kehidupan kepada mahluk hidup di dunia ini, dalam kelestarian yang berkesinambungan. Penampilan Joker Basek Group cukup baik dan mendapat applus dari peserta Bakohumas. Kemudian alat musik tersebut diserahkan sendiri secara langsung oleh Joko kepada Kepala Pusat Indormasi Kehutanan, yang dilanjutkan diserahkan kepada Ketua Bakohumas Pusat sebagai souvenir dari bahan bambu yang merupakan salah satu potensi HHBK dalam bentuk alat musik yaitu Bambu Gesek. 


Bambu dengan segala potensinya telah memberikan inspirasi kepada Joko dalam berkreatifitas, dan melalui seni musik, bambu wulung (hitam) telah dijadikan sebagai media berekpresinya. Hasil kreatifitas yang panjang dari seniman Depok tersebut telah melahirkan sebuah benda seni berupa alat musik gesek, yaitu sebuah alat musik yang dapat dipertanggung jawabkan, tak bedanya Alat - Alat Musik yang telah lahir terlebih dahulu dalam mengisi budaya masyarakat di Indonesia. Dan saat ini memang baru Joko lah yang dapat memainkan alat tersebut dengan sempurna melalui berbagai irama yang dimainkannya.
Sebuah alat musik yang lahir dalam budaya Depok dengan segala keanekaragamannya, tentunya dapat memberikan warna tersendiri bagi kota Depok sebagai kota yang kini sedang mencari identitas sebagai ciri dan atau kekhususan yang dapat dibanggakan sebagai simbol daerah beserta masyarakatnya. Apalagi alat musik berupa Bambu Gesek tersebut lahir hasil  ciptaan seniman Depok sendiri. Seorang pemuda sederhana namun penuh kreatifitas walau hanya dengan bahan bambu, tapi kiranya telah berhasil memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi daerah dan masyarakat dimana ia tinggal dan berkehidupan.